Logistik RI Kalah dari Singapura, Luhut Marah ke Bank Dunia

Dikutip dari CNBC Indonesia, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tidak terima atas laporan Logistics Performance Index (LPI) yang dirilis Bank Dunia beberapa waktu lalu.

Dalam laporan Bank Dunia atau World Bank tersebut, Logistics Performance Index (LPI) Indonesia pada 2023 turun drastis. Dari 139 negara, Indonesia menempati peringkat ke-63, atau turun 17 peringkat dari peringkat ke-45 pada 2018.

Di lingkup ASEAN, Kinerja logistik Indonesia kalah dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Luhut pun jengkel atas rapor logistik Indonesia ini. Dia bertekad mengundang Bank Dunia untuk berdialog soal LPI Indonesia ini.

“Kalau dilihat setelah vakum selama 5 tahun, performance index logistik kita kembali dirilis World Bank. Saya nanti akan undang World Bank saya mau tanya dimana kelemahan kita agar kita tahu dan kita perbaiki. Jangan tahu-tahu kita turun 17 peringkat dari 43 menjadi 66. Eh dimana, tell me. Kita perlu transparansi semua. Kau cari dimana,” katanya dalam diskusi di Gedung Merah Putih KPK, dikutip Senin (20/7/23).

Bahkan, Luhut mempermasalahkan ketidakadilan dalam penilaian ini. Menurutnya, Indonesia memiliki puluhan pelabuhan besar yang beroperasi. Bahkan, ini belum mencakup pelabuhan yang kecil-kecil. Sementara itu, Luhut melihat Singapura memiliki satu pelabuhan besar saja sehingga nilainya tidak sebanding.

“Gak fair juga dong kamu nilai 1 pelabuhan dengan 34 atau 116 pelabuhan. Kita angkanya banyak nih tergantung berapa tingkatan kualitas pelabuhannya. Kalau 34 pelabuhan, 116 pelabuhan ditambah lagi sampai 1.000 pelabuhan susah membandingkannya,” kata Luhut.

Meski tidak terima, Luhut menegaskan pemerintah tidak anti-kritik dengan penilaian lembaga internasional mengenai kinerja pemerintah.

“Kemudian skor performance logistics index seperti ini dibuat. Ada penurunan-penurunan, tetapi kita tidak menutup diri dari kritik, tapi yang jelas kita berhasil menurunkan dengan digitalisasi yang kita canangkan waktu Covid-19o,” ujar Luhut.

Dari data Bank Dunia, posisi skor LPI Indonesia 3,0. Skor ini juga mengalami penurunan bila dibandingkan dengan data 2018, yang saat itu skor LPI Indonesia mencapai 3,15. Adapun, kinerja LPI dihitung berdasarkan enam dimensi, yakni customs, infrastructure, international shipments, logistics competence and quality, timeline, dan tracking & tracing.

Dari 6 indikator LPI tersebut, Indonesia mengalami kenaikan pada sisi customs dari 2,67 pada 2018 menjadi 2,8. Sementara itu, indikator infrastructure juga tercatat naik menjadi 2,9 dari sebelumnya 2,89.

Jika dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara, yang masuk dalam laporan ini, peringkat pertama ditempati oleh Singapura dengan skor LPI mencapai 4,3, disusul oleh Malaysia yang berada di peringkat 31 secara global, dengan skor LPI 3,6.

Sayangnya, Indonesia masih tertinggal dari Thailand yang berada di urutan ke-37 secara global, dengan skor LPI 3,5. Sementara itu, Filipina dan Vietnam masing-masing berada di urutan ke-47 dan 50 dengan nilai LPI sama yaitu 3,3.

Impactly Agency adalah Digital Marketing Agency spesialis jasa SEO & SEM berpengalaman dalam menghandle client B2B, online seller, dan industri logistik. Kami berorientasi pada konversi dan memberikan konsultasi secara transparan, fokus kepada data, dan menghasilkan campaign yang Impactful untuk mengembangkan bisnis Anda #ImpactingBusiness. Kunjungi situs kami di www.impactly.id.